Sabtu, 26 Maret 2011

World War II in Colour Part I : The Star and The Dark, History Channel



     Perang Dunia II adalah sebuah konflik dunia di mana terjadi pertikaian di dunia, di antara pihak ultranasionalis atau biasa disebut Poros Axis yang dipimpin Jerman, Jepang, dan Italia, melawan Sekutu yang dipimpin Inggris, Perancis, Uni Soviet, dan Amerika Serikat. Perang yang bermula di musim panas ini disebut-sebut sebagai salah satu peristiwa paling berpengaruh di dunia, yang membuka era baru dan teknologi yang  diperlombakan. Ini adalah perang pertama yang menggunakan angkatan udara sebagai pemain utama, dan sekaligus perang paling dahsyat sepanjang sejarah di mana untuk pertama kalinya senjata nuklir diturunkan dalam perang.

1. Awal Perang
     Perang Dunia II bermula dari sekelompok ultranasionalis yang lahir di tiga negara. Di Jerman, Adolf Hitler lahir sebagai pemimpin Partai Nazi, partai antisemit yang menginginkan kekuasaan ras Arya. Adolf Hitler menggunakan kekuatannya untuk melengserkan Republik Weimar yang membuat Jerman mengalami krisis moneter luar biasa. Setelah Hitler berkuasa pada 1933, ia segera memperkuat militer untuk bersiap-siap memulai pertempuran demi kekuasaan. Dengan semangat Lebensraum (ruang tinggal), ia menginginkan tanah kekuasaan yang lebih luas untuk ras Arya. Di Italia, diktator Benito Mussolini meraih tampuk kekuasaan setelah paham fasisme yang ia anut berhasil mengalahkan komunisme dan sosialisme. Mussolini menginginkan Italia berkuasa sebagaimana pada masa Kekaisaran Romawi Suci dahulu. Ia mendapat kepercayaan Raja Italia untuk membangun pemerintahan, dan Mussolini segera membangun pemerintahan keras dan fasis, yaitu paham di mana kepentingan negara berada di atas segala-galanya. Ia juga adalah kawan akrab Hitler, yang kemudian mengadakan Aliansi Berlin-Roma. Kaisar Hirohito memang secara de facto menjadi kaisar sah di Jepang. Tapi tahukah sang kaisar bahwa yang berkuasa sesungguhnya adalah Jenderal Hideki Tojo? Militer telah mengambil alih pemerintahan sipil di Jepang.
Kaisar Hirohito

Benito Mussolini (kiri) dan Adolf Hitler (kanan)

     Sebelum perang meletus, Spanyol telah jatuh dalam perang saudara antara sayap kiri (sosialis, komunis, dan rakyat biasa yang mendukung republik) dan sayap kanan (tuan tanah kaya raya, perwira, gereja katholik, dan Partai Fasis Falange yang menginginkan raja untuk kembali berkuasa). Sayap kiri didukung oleh Uni Soviet, sementara sayap kanan dipimpin Jerman dan Italia. Ketika perang meletus, sayap kiri sempat berkuasa ketika datang sayap liberal dari negara lain, yakni Laurie Lee. Sayap kiri jatuh dan loyalis liberal menguasai sejumlah kota besar. Hingga akhirnya sayap kanan yang didukung Jenderal Franco berhasil menghancurkan pertahanan loyalis di Madrid dan menduduki kursi kekuasaan hingga 1975.
Jenderal Franco, diktator Spanyol
     Uni Soviet adalah negara besar yang terletak di Eropa Timur, membentang jauh hingga Siberia dan Asia Tengah. Uni Soviet didirikan oleh Vladimir Lenin yang berhasil menggulingkan Tsar Rusia, Nicholas II, dalam Revolusi Oktober 1917. Negara ini dipimpin oleh diktator komunis Joseph Stalin sejak 1924, yang mengambil kekuasaan setelah Lenin meninggal. Meskipun Jerman dan Uni Soviet sesama negara sosialis, tetapi Uni Soviet bukan antisemit. Yahudi adalah agama terbesar ketiga di Uni Soviet setelah Gereja Ortodoks Rusia dan Islam, itulah yang membuat Poros tak bisa bersekutu dengan negara ini.
     Ketiga negara mulai menunjukkan keagresifannya sejak tahun 1930-an. Kebangkitan ekonomi dan militer Jerman meresahkan Inggris dan Perancis, yang trauma akan Perang Dunia II yang berakhir pada 1919 dengan ditandatanganinya Perjanjian Versailles yang sangat merugikan Jerman dan sekutunya. Perjanjian itu diharapkan dapat mengakhiri perang secara permanen, tetapi justru menjadi 20 tahun menuju perang baru. Jepang menyerbu Manchuria dan dengan mudah menduduki Korea. Cina yang masih dikuasai Partai Kuomintang yang lemah harus mengakui bahwa Jepang menguasai separuh negaranya di bagian utara. Italia, yang masih menjajah Libya, mengikuti pada 1935, menyerbu Abessynia (sekarang Ethiopia) sebagai tanda berdirinya 'Kekaisaran Roma Baru'. Sebelumnya pada tahun 1896, Italia pernah dikalahkan Abessynia saat negara itu mencoba mendapatkan ibukota Addis Ababa. 16 Maret di tahun yang sama, wajib militer diterapkan di Jerman. Setahun kemudian, pasukan Jerman menduduki Rhineland. Italia mengalahkan Abessynia dan mendapatkan Addis Ababa pada 1936. Pasukan Cina dan Jepang bentrok di dekat Beijing, dan insiden itu disebut 'Insiden Jembatan Marco Polo' yang terjadi pada 7 Juli 1937. Setahun kemudian, tepatnya 15 Oktober 1938, tentara Jerman memasuki Sudetenland.
Benito Mussolini dalam parade kemenangan di Roma atas Abessynia
     Jerman adalah negara yang paling banyak mengambil andil dalam setiap langkah Poros. Pada 1938, ia merebut Wina, menduduki Austria dan kemudian mengambil Cekoslovakia pada 16 Maret 1939. Setelah kedua negara tersebut jatuh, Jerman mengalihkan perhatiannya pada Polandia. Inggris dan Perancis berjanji akan membantu jika Polandia akan menjadi korban selanjutnya, akan tetapi Hitler tak pernah mengira janji ini akan dipenuhi. Musim panas 1 September 1939, tentara Jerman menyerbu masuk ke dalam Polandia melalui rawa-rawa yang telah kering. Dua hari kemudian Inggris, Perancis, Australia, dan Selandia Baru menyatakan perang terhadap Jerman. Sebelum menyerang Polandia, Hitler telah menandatangani Pakta Non-Agresi dengan Stalin. Hitler tak pernah berniat untuk memenuhi pakta ini. Ia hanya tak ingin Soviet mengganggu sementara ia sibuk melumat Polandia dan menggilas Eropa Barat. Swedia, Spanyol, Switzerland, dan Portugal segera menyatakan kenetralannya.
Penandatanganan Pakta Non-Agres Soviet-Jerman. Pakta ini disebut Pakta Agustus 1939
     Italia tak mau kalah dengan keberhasilan sekutunya, Jerman. Dengan semangat Italia Irridenta (Italia yang belum dibebaskan), Mussolini memutuskan menyerbu Albania pada 7 April 1939. Setelah berhasil menguasai Kekaisaran Abessynia pada Mei 1936, Italia merasa dirinya cukup kuat untuk terjun lebih jauh dalam pertempuran. Albania dikejutkan dengan serangan Italia melalui Laut Adriatik, laut yang memisahkan Semenanjung balkan dengan Semenanjung Italia. Tentara Italia dengan agresif menyerbu masuk ke dalam Albania yang berhasil dilumpuhkan secara total. Albania jatuh jauh lebih cepat daripada Abessynia ataupun negara-negara lain yang ditaklukkan Italia. Albania adalah negara paling cepat lengser nomor dua dalam Perang Dunia II. Italia hanya perlu memakan waktu 5 hari untuk merampas Tirana dan menguasai seluruh Albania.
Tentara Italia merayakan kemenangan atas Albania
     Belum puas dengan Polandia, Uni Soviet mencoba membentangkan sayapnya ke timur, dan menoleh pada Finlandia. Invasi Uni Soviet terhadap Finlandia dimulai pada 30 November 1939. Tentara Merah Uni Soviet menyerbu ke dalam Finlandia, dan mencoba menguasainya meski gagal. Serbuan kedua kembali dijalankan, tetapi Soviet harus menerima bahwa pasukan Finlandia, yang dibantu Spanyol, Swedia, Hungaria, dan militan Estonia, mampu memukul mundur pasukan Soviet hingga ke perbatasan. Melihat keadaan ini, Stalin mulai geram. Ia segera melancarkan 3 juta tentara sekaligus untuk membungkam Finlandia. Alhasil, Stalin dapat duduk kembali dengan tenang di kursinya. Tentara Merah dengan cepat mampu mendorong tentara Finlandia, yang semakin terdesak ke dalam negaranya. Dibantu dengan bantuan logistik serta persenjataan yang lebih memadai, kota-kota penting di Finlandia berhasil direbut dan Stalin serta para jenderalnya mulai memandang ibukota Helsinki sebagai tambang emas yang menggiurkan.

Taktik gerilya yang diterapkan tentara Finlandia dalam Winter War tak sanggup menghentikan langkah Tentara Merah


     Melihat keadaannya yang semakin terdesak, pemerintah Finlandia segera menawarkan perundingan dengan Uni Soviet. Tawaran ini diterima, dan perundingan diadakan di Moskow. Ditandatangani pada 12 Maret 1940, Finlandia menyerahkan sebagian Karelia, termasuk tanah genting Karelia serta lahan besar di utara Danau Ladoga. Daerah ini termasuk kota Viipuri, kota terbesar kedua di Finlandia yang diserahkan pada Uni Soviet. Viipuri adalah kota industri dan wilayah signifikan di Finlandia yang masih dipegang oleh tentara Finlandia. Penyerahan kota Viipuri mendapat protes keras dari banyak rakyat Finlandia yang merasa pemerintah mereka terlalu 'loyo', tetapi pemerintah Finlandia menganggap Viipuri adalah bayaran murah sebagai pengganti Helsinki dan seluruh Finlandia.
Viipuri, kota terbesar kedua di Finlandia yang diberikan pada Uni Soviet seusai Winter War
     Finlandia juga menyerahkan salah satu bagian wilayah strategis di Salla, yaitu  Semenanjung Kalastajansaarento di Laut Barents, serta empat pulau di Teluk Finlandia. Semenanjung Hanko disewa selama 30 tahun oleh Uni Soviet sebagai pangkalan militer. Sesuai perjanjian, daerah Petsamo yang dikuasai Uni Soviet akan dikembalikan pada Finlandia. Secara keseluruhan, Uni Soviet mendapat keuntungan yang cukup besar. Perang Musim Dingin (Winter War) membuat Finlandia kehilangan 11% wilayahnya dan 30% aset ekonomi. Meski begitu, rakyat Soviet merasa dirugikan. Apabila perang dilanjutkan, kemungkinan besar mereka mampu mencengkeram Helsinki dan menguasai seluruh Finlandia. Sebaliknya, rakyat Finlandia sangat menyesalkan Viipuri, Karelia, dan daerah lain yang diserahkan pada Uni Soviet. Mereka merasa masih ada harapan, meski sangat tipis, bagi mereka untuk mengusir tentara Soviet dan mungkin menyerang balik.
Wilayah Finlandia yang diserahkan pada Uni Soviet


2. Perang yang Sesungguhnya

Tentara Jerman berbaris memasuki Polandia, 1 September 1939

     Pasukan Jerman, dengan taktik blitzkrieg (langkah kilat), melaju dengan cepat, menghajar pertahanan Polandia, dan mendekati ibukota Warsawa dalam waktu satu minggu. Dalih Hitler untuk menyerang Polandia adalah untuk merebut kota Danzig yang banyak ras Arya-nya. Tapi dalih itu hanyalah dalih palsu. Polandia melihat dirinya tidak siap akan serangan Jerman ini. Saking putus asanya, Polandia mengerahkan pasukan kavaleri berkudanya untuk melawan tank-tank dan pesawat Jerman, yang kemudian dibantai habis. Belum selesai mengurus Jerman, Polandia dikejutkan dengan serangan Uni Soviet dari timur. Pasukan Soviet menyapu bersih dari timur, sementara Jerman dari barat. Kedua pasukan bertemu di Warsawa dan membuat garis demarkasi. 20 September 1939, seluruh Polandia sudah jatuh ke tangan Jerman dan Uni Soviet, dan para pemimpin negaranya dipaksa menyelamatkan diri ke Rumania.
Jatuhnya ibukota Warsawa, 1939
     Setelah Polandia jatuh, tak ada perang lagi untuk sementara. Secara resmi, Jerman telah berada dalam status perang dengan Inggris, Perancis, Australia, dan Selandia Baru, tetapi kenyataannya tidak ada pertempuran sama sekali. Situasi ini disebut Phoney War (Perang Palsu). Situasi ini dimanfaatkan oleh para seniman untuk menggambarkan era perang. Bahkan ada beberapa yang mengolok-olok Hitler, seperti komedian pantomim Charlie Chaplin. Hitler benci orang itu. Di Polandia, orang-orang Yahudi, termasuk anak-anak, wanita, dan lansia, ditangkapi. Mereka untuk sementara ditampung di Ghetto (tempat terkumuh) Warsawa, sebelum akhirnya dibawa ke kamp tahanan di Auschwitz untuk disiksa. Orang-orang Yahudi yang disiksa dan dibunuh ini disebut korban holocaust, salah satu kejadian paling mengerikan dalam sejarah umat manusia yang akan terus berlanjut hingga kejatuhan Nazi pada 1945. Phoney War oleh para seniman disebut juga sitzkrieg.
Charlie Chaplin
     Phoney War berakhir pada 9 April 1940 ketika sitzkrieg kembali lagi menjadi blitzkrieg. Jerman mengejutkan Sekutu dengan menyerbu negara-negara Eropa Utara, Denmark dan Norwegia. Denmark menyerah dengan cepat, sementara Norwegia mencoba bertahan. Inggris dan Perancis segera datang untuk membantu Norwegia yang semakin terdesak. Tujuan utama Hitler menduduki Skandinavia adalah mengambil alih kendali atas Lautan Atlantik, yang bisa memblokir jalur perdagangan Inggris ke Eropa Utara. Inggris dan Perancis tampak tergesa-gesa menyelamatkan Norwegia, tetapi hasilnya sama saja. Norwegia ambruk beberapa bulan kemudian. Ini telah merubah pandangan Perancis terhadap Jerman. Sebelumnya angkatan perang Perancis cukup percaya diri mengingat negaranya pernah mengalahkan Jerman pada Perang Dunia I, tapi kali ini berbeda. Jerman telah bangkit dengan jumlah rakyat 3 kali lebih besar daripada Perancis.



Serdadu Jerman meremukkan pertahanan Norwegia
     Perancis merasa terancam setelah Norwegia dan Denmark ambruk seketika. Ternyata benar. Hitler telah meminta para jenderalnya untuk menyusun taktik mencaplok Eropa Barat. Hitler memandang Perancis sebagai tempat yang 'pas' sebagai tempat tinggal ras Arya. Hitler tak ingin seperti Uni Soviet yang hanya mendapatkan 11% wilayah Finlandia. Ia ingin Perancis secara utuh, dan kemudian daratan Britania Raya serta Irlandia. Perancis segera membuat pertahanan. Berdasarkan pengalaman pada Perang Dunia I, Perancis mengira Jerman akan menyerbu wilayahnya melalui Belgia. Karena itu Perancis mempersiapkan pasukan yang hebat di perbatasan Belgia. Hanya ada satu jalur lagi yang bisa digunakan Jerman untuk menyerbu Perancis. Melalui sebuah hutan lebat, dataran tak menentu di Ardennes, sebelah selatan Luksemburg. Perancis tak pernah mengira Hitler akan menyerang lewat jalur ini, sebab mereka yakin Hitler bukan orang gila yang mampu berbuat hal semacam itu.
Jerman menembus hutan Ardennes, Luksemburg
     Tetapi mereka salah. Hitler tenyata cukup gila untuk melewati Ardennes. Ia membabat hutan Ardennes dan memaksa tank, kendaraan lapis baja, dan tentaranya untuk menyeberangi hutan tersebut. Sempat terjadi kemacetan saat Hitler menggunakan trik ini. Tetapi hasilnya sama saja. Perancis dikejutkan oleh serangan gila ini. Pada 10 Mei 1940, Perancis dan Inggris dikejutkan oleh serangan mendadak yang tak pernah diperkirakan ini. Dengan cepat pasukan Jerman melindas Luksemburg, sebuah negara kecil yang menurutnya hanyalah menjadi penghalang dirinya untuk menuju Paris. Luksemburg yang sudah dilindas dan sekarat tak bisa berbuat apa-apa selain menyerah hari itu juga, menjadi satu-satunya negara dalam Perang Dunia II yang bisa dilumpuhkan hanya dalam waktu kurang dari 24 jam, dan membiarkan Jerman memasuki Perancis melalui wilayahnya. Pada hari yang sama, pasukan parasut Jerman mendarat di Belanda dan Belgia. Angkatan perang Belanda menyerah pada 15 Mei, beberapa jam setelah pengeboman berat di kota Rotterdam.
Belanda menyerah setelah kota Rotterdam luluh lantak
     Pasukan gabungan Inggris-Perancis sudah berusaha mati-matian, tetapi pasukan Jerman terlalu perkasa dan berhasil mengepung mereka di sebuah tempat bernama Dunkirk, pesisir utara Perancis, pada 26 Mei 1940. Belgia mencoba bertahan hingga titik darah penghabisan, tetapi hasilnya sama saja. Perjuangan mempertahankan tanah air di Belgia terhenti. Belgia telah runtuh pada 28 Mei, ketika raja mengumumkan bahwa angkatan perangnya sudah berada di ambang batas. Selama dua bulan berikutnya, tentara yang terkepung di Dunkirk mulai dievakuasi ke Inggris. Tak ada lagi serangan terhadap Perancis hingga 6 Juni. Perancis kini sendiri. Inggris tak mampu membantu lebih lanjut karena dirinyapun harus mempersiapkan diri akan kemungkinan terburuk. Austria, Belgia, Belanda, dan Luksemburg yang menjadi tameng pembatasnya dengan Jerman telah digilas. Semenanjung Hispanik, yaitu Spanyol dan Portugal, netral, dan tak mungkin ia menaruh harapan pada negara kecil seperti Andorra, Liechtenstein, atau Monako yang lebih memilih netral daripada digilas seperti Benelux. Meski tentara Perancis mampu mematahkan bala bantuan untuk Jerman yang datang dari Italia, tetapi sesungguhnya Jerman tak membutuhkan bantuan dari sekutu lemahnya itu untuk menumpas Perancis.
Serdadu Jerman memasuki Paris selama kejatuhan Perancis, 1940
     Setelah itu, tentara Perancis tak dapat berbuat banyak ketika tentara Jerman menyerbu dengan ganasnya ke negara mereka. Hanya perlu waktu sebelas hari bagi Jerman untuk menundukkan Perancis. Pada 17 Juni 1940, pemimpin Perancis Marsekal Petain menawarkan perundingan dengan Jerman ketika negara itu berhasil menduduki Paris. Perundingan itu ditandatangani pada 22 Juni. Jerman diberikan hak untuk mengendalikan pesisir utara dan perairan Atlantik. Seluruh Perancis takluk pada kekuasaan Jerman. Pemerintahan Perancis yang baru disebut Perancis Vichy, sementara Charles de Gaulle membangun pemerintahan Perancis darurat di London.

Hitler menyempatkan diri berfoto di depan Menara Eiffel setelah tentaranya berhasil menduduki Paris

Next Episode :
World War II in Apocalypse Part II : The End of The Tyrant, History Channel 

2 komentar: